Minggu, 17 Desember 2017

Utilitas Jaringan Listrik



Sistem Utilitas Jaringan Listrik berkaitan dengan informasi spasial dalam distribusi jaringan listrik tertutama dalam kaitan informasi topografi dan skala peta.  Sistem informasi utilitas adalah sistem informasi berbasis komputer yang dirancang secara khusus untuk mengumpulkan, menyimpan, dan memanipulasi data utilitas yang erat kaitannya di dalam bentuk pelayanan umum (public service) terhadap segala fasilitas infrastruktur yang menyangkut hajat hidup orang banyak dimana umumnya berada di daerah perkotaan (urban area) seperti pelayanan air minum, saluran buangan (drainage), telepon, listrik, pipa gas. Karakteristik umum dari utilitas itu sendiri berbentuk suatu jaringan (network) yang terhubung kepada pelanggan. Adapun lokasi jaringan utilitas terletak disekitar area badan jalan dalam artian posisi realtifnya berada di tepi jalan (pinggir jalan) atau terletak di dalam badan jalan. Pada gambar 2.1 diperlihatkan secara umum gambaran letak dari masing masing utilitas di bawah permukaan tanah, di suatu kota dimana terdapat kabel telepon (TEL) yang letaknya selalu berada diatas pipa air minum (AM), pipa gas (GAS), dan kabel listrik (PLN),serta letak saluran buangan (Drainage) yang selalu berada paling bawah dan agak jauh diantara utilitas yang lain. Hal ini dikarenakan untuk mencegah terkontaminasinya saluran air minum apabila terjadi kebocoran. Sebelum berkembangnya teknologi digital maka pada masa lalu sistem informasi utilitas dibuat secara konvensional. Dimana terdapat 2 sistem yaitu: 

1. Sistem Kolektif 

2. Sistem Tumpang Susun 

Sewaktu sistem konvensional masih diterapkan, untuk membuat sistem informasi utilitas akan membutuhkan waktu yang relatif lama sebab masing-masing tahapan tidak dapat dilakukan pada saat yang bersamaan. Sedangkan letak perbedaan dari kedua sistem diatas ialah pada tahapan penyatuan peta utilitas dan topografi (transparan) sebelum menghasilkan sebuah sistem informasi utilitas. Konsep Sistem Informasi Utilitas berkembang luas seiring perkembangan teknologi informasi secara global, namun secara tidak langsung telah menimbulkan perbedaan persepsi hubungan antara Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan Automated Mapping / Facility Management (AM/FM). Kedua istilah ini sering  diartikan berbeda dikalangan pemakai (terutama di Negara Eropa), hal ini jelas terlihat dikarenakan ada dua pandangan persepsi yang berbeda. Persepsi pertama mengartikan bahwa AM/FM merupakan sub bagian dari SIG, dimana kalangan ini memiliki pandangan dasar SIG menaungi semua kegiatan industri dan AM/FM sebagai pendukung dari SIG. Sedangkan persepsi kedua mengatakan bahwa AM/FM setara dengan SIG, sebabnya AM/FM maupun SIG keduanya membutuhkan basis data spasial  Pada Hakekatnya AM/FM merupakan suatu sistem yang mengelola tentang informasi yang lebih presisi, detail dan operasional teknis dalam hal pengambilan kebijakan, sedangkan SIG mengatur atau mengelola informasi dalam lingkup yang lebih global seperti : lingkup perencanaan , perijinan, zoning, pemanfaatan tata guna tanah, dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan AM/FM merupakan aplikasi dari SIG. Dalam perencanaan dan pengaturan utilitas, diperlukan juga peta yang merupakan visualisasi dari data spasial. Seperti diketahui sejak dulu peta sudah menjadi media yang membantu dalam perencanaan, desain dan konstruksi, serta pemeliharaan dalam pekerjaan-pekerjaan rekayasa termasuk dalam pengaturan dan perencanaan utilitas. Ketelitian dan akurasi peta dalam perencanaan dan pengaturan utilitas merupakan faktor yang harus diperhatikan. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan utilitas yaitu: 

1.Lokasi dari utilitas, berada diatas atau dibawah tanah.
2. Elemen dari utilitasnya, berupa kabel atau pipa.
3. Kepadatan dari elemen-elemen utilitas dan unsur-unsur geografi yang diperlukan dalam perencanaan dan pengaturan utilitas.
4.Dampak jika terjadi kesalahan dalam penentuan lokasi dari elemen-elemen utilitas, seperti kebakaran pada pipa gas atau daya listrik pada kabel-kabel listrik

Sistem utilitas jaringan listrik, atau sistem elektrikal pada suatu bangunan adalah pemasok energi untuk penerangan, pendinginan, pemanasan, dan pengoperasian peralatan-peralatan listrik. Sistem ini harus dipasang sesuai peraturan instalasi listrik yang berlaku sehingga memenuhi standar keamanan dan keselamatan bagi penggunanya serta efisien. Sistem elektrikal untuk penerangan harus diintegrasikan dengan sistem pancahayaan pasif dari desain jendela dan bukaan-bukaan pada bangunan. Umumnya daya listrik diperoleh dari perusahaan pemasok energi listrik PLN. Untuk beberapa hal sumber cadangan listrik berupa generator sering digunakan untuk kondisi darurat, seperti untuk lif, pompa kebakaran, lampu pintu emergensi, telepon, alarm, peralatan kedokteran dirumah sakit, alat-alat dilaboratorium, pabrik, dsb. Tegangan pasokan listrik PLN adalah 220 volt. 50 Hz,Dan satuan daya adalah watt. Standar kelas pengguna listrik, R1, R2, R3, bangunan industri, bangunan umum, dsb. Pada bangunan berukuran menengah sering digunakan travo, untuk mengatur  menurunkan pasokan listrik menjadi voltase service, agar lebih ekonomis. Untuk setiap bangunan diperlukan panel utama yang dilengkapi sikring pengaman dan saklar service yang berfungsi untuk  pemutus arus litrik utama. Kelengkapan ini  ini diperlukan pada bangunan jika terjadi kerusakan pada jaringan listrik, kelebihan beban, hubungan pendek, terbakar dsb. Perlengkapan jaringan elektrikal al; berbagai jenis kabel, sikring (fuse), cable tray, kotak sambungan kabel, saklar, stop kontak, berbagai jenis lampu, dimmer, fikstur, dll. Dalam penggambaran jaringan elektrikal adalah menggunakan simbol-simbol yang hair berlaku umum disetiap negara.Teknik pemasangan jaringan kabel sangat beragam; ada yang tertanam,  diluar terekspos, menggunakan pipa/saluran kabel, dibawah lantai, didalam dinding, diatas plafon, dsb. Sistem jaringan elektrikal harus dilengkapi pengaman berupa grounded (netral), untuk mengurangi dampak statik. Semua ini tergantung kebutuhan, fungsi bangunan, kemudahan penempatan outlet dan intake, fleksibilitas, estetika interior, perawatan dan keamanan. Setiap perencanaan jaringan elektrikal harus dapat pengesahan dari ahli instalatur listrik berlesensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar